Oleh : Moh.
Nawafil
MAHSISWA IAI
IBRAHIMY, FT. TARBIYAH
Kerap kali kita temukan di pelbagai kondisi dan tradisi
masyarakat bila melahirkan seorang anak atau juga sering kita sebut dengan
mempunyai momongan baru, biasanya diadakan acara AQIQAH. Selamatan pun digelar,
undangan sanak family, karib dekat, karib jauh ditebarkan untuk
menghadiri acara tersebut. berbagai hidangan makanan, lengkap dengan prasmanannya,
lauk dan buah-buahan yang mewah juga melengkapi moment tersebut. begitu
kompleks dan familiar dalam segment kehidupan budaya masyarakat khususnya
Indonesia. Bahkan bisa jadi suatu keharusan untuk menyelenggarakan AQIQAH bagi
seseorang yang mempunyai momongan baru.
Secara terminologis
AQIQAH berarti memotong. Jika secara epistimologis AQIQAH adalah dipotongnya
binantang dengan cara penyembelihan atau rambut yang ada pada kepala bayi
ketika bari keluar dari rahim ibunya, nah rambut inilah yang disebut ‘AQIQAH’
karena itu mesti dicukur. Adapun statemen yang kuat mengenai aqiqah ialah dari
Salman bin Amir adh-Dhabby Radhiyallahu’anhu, Ia berkata: “Saya pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya seorang anak itu ada AQIQAHnya, karena
itu alirkanlah darah untuknya dan singkirkanlah gangguan darinya”.[1]
Apabila bagi orang yang
takmampu untuk melaksanakan aqiqah maka gugur hukum tersebut. terkait dengan itu
semua Imam Ahmad Rahimahullah berkata “aqiqah merupakan sunnah muakkad, yaitu
sunnah yang amat dianjurkan. Bagi orang yang tidak mampu melakukannya maka
gugur kewajiban (sunnah) ini darinya. Jadi aqiqah bukanlah suatu
kewajiban/fardhu ain bagi setiap orang, melainkan sunnah muakkad.
Sehubungan dengan hal
tersebut, konsep acara yang terdapat dalam aqiqah adanya salah satu sesi
pemotongan/cukur rambut si Bayi. Nah, tentunya pasti timbul pertanyaan dalam
benak kita mengapa harus dipotong-potong segala rambut si bayi, mengapa tidak
dibiarkan saja agar tidak terlalu repot. Tentunya hal tersebut sudah dilandasi
hukum yang kuat, sebagaimana yang telah dikatakan oleh syekh Ibnu Qudamah yaitu
dianjurkan menggundul kepala bayi pada hari ketujuh dan diberi nama. Dasarnya
adalah dari Nabi Muhammad SAW yang telah berpesan kepada Sayyidah Fatimah
ketika melahirkan Sayyidina Hasan, “Cukur rambutnya dan bersedakalah dengan
perak seberat timbangan rambutnya kepada orang-orang miskin dan ahlussuffah.”[2]
Akan tetapi, untuk memantapkan
keyakinan kita bahwa mencukur bayi ketika aqiqah itu tidak sia-sia belaka dan
mempunyai multimanfaat. Maka kita perlu merasionalkan hal tersebut dengan bukti
yang logis.
Bukti mengapa bayi harus
dicukur adalah karena rambut pertama yang dibawa bayi berasal dari rambut yang
berada selama dalam rahim Ibu. Ketika bayi lahir kedunia melewati liang
peranakan Ibu tercampur dengan kotoran dan lemak ibu yang pastinya menempel
pada rambut sibayi. Oleh karena itu mencukur rambut pada kasus ini dirasa perlu
untuk menghilangkan sisa-sisa lemak dan kotoran yang menempel pada rambut bayi.
Selain itu dengan mencukur rambut sibayi maka akan menambah nutrisi rambut
sehingga bisa menjadi lebih kuat dan lebat. Terhindar dari iritasi disekitar
telinga yang disebabkan oleh rambut panjang. Dan mempermudah kepada Ibu untuk
mendeteksi kepada buah hatinya apabila terkena seperti bisul, luka, dan
iritasi. Juga mempermudah terhadap bayi untuk beradaptasi visual, coba
bayangkan saja apabila rambut sibayi panjang sampai ke area matanya atau bahkan
sampai terkena kornea matanya, tentu akan menghalangi bayi untuk berinteraksi
secara visual.[3]
Lain halnya dengan
manfaat secara medis, secara mistis pun ada. Jadi, ketika bayi masih berada
dalam rahim Ibu kekuatan hubungan spiritualnya sangat kental dan bahkan syetan
atau jin pun susah mengganggunya. Nah, ketika bayi itu lahir kedunia maka
disanalah tempat yang sangat sensitif sekali untuk syetan dan jin mengganggu
bayi tersebut. dan tempat yang rentan sekali menjadi sarang syetan dan jin
adalah ‘rambut’ yaitu didaerah sekitar kepala, yang kesemuanya memiliki relasi
yang cukup kauat dengan rambut. Oleh karenanya juga perlu rambut si Bayi itu
dipotong atau dicukur. Agar tidak menjadi sarang Syetan dan Jin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar