BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada masa
modern ini, semua orang dituntut untuk mempunyai sebuah karya atau paling tidak
berkarya. Khususnya dikalangan Dosen, Pelajar atau Mahasiswa, Peneliti, bahkan menjadi
suatu hal yang sangat wajib. Karya ilmiah adalah sesuatu yang bernilai
positif yang dihasilkan oleh seseorang
dengan bersifat ilmiah atau dapat dipertanggung jawabkan. Karya ilmiah banyak
jenisnya, contoh Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Opini, dan lain-lain. Untuk
membuat karya ilmiah yang berbagai jenis tersebut, perlunya mengetahui tentang
tekhnik-teknik penulisan karya ilmiah. Salah satunya adalah tekhnik pengumpulan
informasi atau data dalam penulisan karya ilmiah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengumpulan
informasi atau data dengan menggunakan metode tes
2.
Pengumpulan
informasi atau data dengan menggunakan metode non tes
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk
mengetahui Pengumpulan informasi atau data dengan menggunakan metode tes
2.
Untuk
mengetahui Pengumpulan informasi atau data dengan menggunakan metode non tes
BAB II
PEMBAHASAN
Pengumpulan
data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam
bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.
Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah
dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh
variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang
telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit
analisis sebagai sasaran penelitian.[1]
Untuk
mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode tertentu
sesuai dengan tujuannya. Dalam proses pengumpulan data tentu diperlukan sebuah
alat atau instrumen pengumpul data. Alat pengumpul data dapat dibedakan menjadi
dua yaitu pertama alat pengumpul data dengan menggunakan metode tes dan metode
non tes.
A.
Pengumpulan informasi atau data dengan mengunakan metode tes
Tes
merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang
berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan
menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi
kuantitatif tentang aspek yang diteliti. Keunggulan metode ini adalah lebih
akurat karena tes berulang-ulang direvisi dan instrument penelitian yang
objektif. Sedangkan kelemahan metode ini adalah hanya mengukur
satu aspek data, memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara
berulang-ulang, dan hanya mengukur keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan.[2]
Adapun jenis-jenis tes, yaitu:
a.
Tes Intelegensi
Tes kemampuan intelektual, mengukur
taraf kemampuan berpikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf
prestasi tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence
Test; Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat
diambil dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.
b.
Tes Bakat
Tes kemampuan bakat, mengukur taraf
kemampuan seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program
pendidikan vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih
terbatas dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude
Test ). Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi,
hasil belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju
dan berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman
belajar dibidang itu.
c.
Tes Minat
Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan
macam apa paling disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda
dalam memilih macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of
Vocational Interest).
d.
Tes Kepribadian
Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri
kepribadian yang bukan khas bersifat kognitif, seperti sifat karakter, sifat
temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi-relasi social
dengan orang lain, serta bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran
dalam penyesuaian diri. Tes Proyektif, meneliti sifat-sifat kepribadian
seseorangmelalui reaksi-reaksinya terhadap suatu kisah, suatu gambar atau suatu
kata; angket kepribadian, meneliti berbagai ciri kepribadian seseorang dengan
menganalisa jawaban-jawaban tertulis atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan
suatu pola bersikap, bermotivasi atau bereaksi emosional, yang khas untuk orang
itu.
Kelemahan Tes Proyektif hanya
diadministrasi oleh seorang psikolog yang berpengalaman dalam menggunakan alat
itu dan ahli dalam menafsirkannya.
e.
Tes Perkembangan Vokasional
Tes vokasional, mengukur taraf
perkembangan orang muda dalam hal kesadaran kelak akan memangku suatu pekerjaan
atau jabatan (vocation); dalam memikirkan hubungan antara memangku suatu
jabatan dan cirri-ciri kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan social-ekonomis;
dan dalam menyusun serta mengimplementasikan rencana pembangunan masa depannya
sendiri. Kelebihan tes semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam
mempersiapkan diri bagi partisipasinya dalam dunia pekerjaan (career maturity).
f.
Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes yang mengukur apa yang telah
dipelajari pada berbagai bidang studi, jenis data yang dapat diambil
menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test) ini adalah taraf prestasi
dalam belajar.
B.
Pengumpulan informasi atau data dengan mengunakan metode non tes
Untuk
melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya bila dipadukan dengan
data-data yang dihasilkan dengan menggunakan tehnik yang berbeda, berikut
disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non tes.
Adapun jenis-jenis metode non tes,
yaitu:
a.
Observasi
Observasi
diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian. Berikut alat dan cara melaksanakan
observasi. Keunggulan metode ini adalah banyak gejala yang hanya dapat
diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah, banyak
objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya
terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuesioner,
kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan
memperbanyak observer, dan banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak
dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat
menentukan hasil penelitian.
Kelemahan
metode ini adalah observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat,
kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan, banyak kejadian dan keadaan
objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang
sangat rahasia, dan oberservasi sering menjumpai observer yang bertingkah laku
baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.[3]
b.
Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket
atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung
(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat
pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan
yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan
untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya. Kuesioner
merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan
pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan
bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud
yang jelas.
Penggunaan
kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan,
diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat
distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya,
pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya
dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang
diajukan akan lebih tepat dan seragam.[4] Kuesioner dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1.
Kuesioner
tertutup
Setiap
pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih
jawaban yang paling sesuai.
2.
Kuesioner
terbuka
Dimana
tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan
jawabannya sendiri.
3.
Kuesioner
kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana
pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4.
Kuesioner
semi terbuka
Pertanyaan
yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan
jawaban.
c.
Wawancara
Wawancara
informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data
dan informasi dari siswa secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara
tatap muka secara langsung dengan siswa. Selama proses wawancara petugas
bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan
yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
1.
Pedoman
wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis
besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat
diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak
tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban
responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.
2.
Pedoman
wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci
sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda (check)
pada nomor yang sesuai.
Pedoman
wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”. Dalam hal ini
maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah
terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih
lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel,
dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
d.
Studi Dokumenter (documentary sudy)
Studi
dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar maupun
elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai),
dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang
sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan
menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah
dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap
dokumen-dokumen tersebut.
Metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode
ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya
masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda
hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti
memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila
terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda
check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat
bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan
kalimat bebas.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengumpulan
data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Adapun
alat pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul
data dengan menggunakan metode tes dan metode non tes.
Adapun yang menggunakan tes, dengan cara tes intelegensi, tes minat, tes
kepribadian, tes bakat, tes perkembangan hasil belajar, tes vokasional.
Sedangkan yang menggunakan non tes, dengan cara observasi, angket atau
kuesioner, wawancara, metode dokumenter.
B.
Saran
Semoga dengan adanya
makalah yang berjudul tentang “Tekhnik Pengumpulan Informasi Atau
Data Dalam Penulisan Karya Ilmiah” ini bisa menjadi bahan belajar dan
rujukan bagi kita selaku mahasiswa yang masih dalam tahap belajar dan bila ada
kekurangan dari makalah ini, penulis mohon maaf dengan sebesar-besarnya, karena
setiap manusia pasti tidak luput dari kesalahan dan dosa, tapi setidaknya
penulis telah berusaha untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Bagi pembaca, penulis
mohon agar dapat memberikan kritik dan sarannya tentang makalah ini, supaya hal
itu bisa menjadi evaluasi bagi penulis agar menjadi lebih baik lagi
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto,
Eko. 2008. “Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data.”
Islam, Dinul. 2010. "Metode
Pengumpulan Data." (http://dinulislamjamilah.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar