BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Psikologi
mempengaruhi begitu banyak asepek kehidupan kita, penting juga kiranya bagi
mereka yang tidak bermaksud memperdalam diri dalam disiplin ilmu ini sekedar
mengetahui fakta-fakta dasarnya.pelajaran psikologi dapat memberikan pengertian
yang lebih baik tentang sebab-sebab mengapa, misalnya, orang berpikir dan
bertindak seperti yang mereka lakukan, dan memberikan pandangan untuk menilai
sikap dan reaksi yang anda lakukan sendiri.
Singkatnya
psikologi penting bagi mereka yang dalam kehidupannya selalu berhubungan dan
bersama orang lain. psikologi dibutuhkan atau dipelajari oleh mereka, yang
dalam tugas dan jabatan yang akan bekerja bersama orang lain. itulah inti
kegunaan psikologi.
B.
Rumusan Masalah
Mengungkapkan dan menjelaskan
beberapa faktor yang mempengaruhi kepribadian manusia.
C.
Tujuan Pembahasan
Memberikan penjelasan dan pemaparan atas beberapa faktor yang
mempengaruhi kepribadian
manusia
Bab II
Pembahasan
Dalam bahasa
inggris istilah unyuk kepribadian adalah peronality. Istilah ini berasal dari
kata latin persona, yang berarti topeng perlengkapan yang selalu di pakai dalam
pentas drama-drama yunani kuno. Istilah ni kemudian di adopsi oleh orang-oang
roma dan mendapatkan konotasi baru “sebagaimana seorang nampakdi hadapan
orang lain”. Konotasi seperti ini menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah
diri orang tersebut yang sebenar-benarnya. Sebagai suatu bidang studi empiris,
kontasi itu sudah banyak berubah. Sebelum memaparkan suatu batasan , baiklah
kita mengerti dulu apa yang dimaksud dengan kepribadian.
Para psikolog dan
filsuf nampaknya mulai sepakat bahwa manifestasi kepribdian dapat dilihat dari
:
1.
Keyataan
yang bersifat biologis(Umwelt)
2.
Kenyataan
fisiologis (eigentwelt)
3.
Kenyataan
sosial (mitwelt)
Ketiga ini menggejala menjadi satu kesatuan (whole) yang disebut
kepribadian. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kepribadian adalah organisasi
dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaiannya
yang unik terhadap lingkungan.[1]
Setelah mengetahui
pengertian kepribadian, kita juga harus tahu faktor apa saja yang bisa
mempengaruhi perkembangan kepribadian.
A.
Faktor
internal
Faktor internal ini sering disebut juga dengan faktor pembawaan.
Adapun pengertiannya adalah segala sesuatu yang dibawa anak sejak lahir, baik
yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat ketubuhan. Kejiwaan yang bersifat
fikiran, perasaan, kemauan, fantasi, ingatan, dan sebagainya. Yang dibawa sejak
lahir ikut menentukan pribadi seseorang. Keadaan jasmanipu demikian pula.
Panjang pendeknya leher, besar kecilnya tengkorak, susunan urat syaraf,
otot-otot, susunan dan keadaan tulang-tulang. Juga mempengaruhi kepribadian
manusia.
Sejak dahulu ada dua aliran yang saling bertentangan, yaitu kaum
nativisme yang dipelopori oleh schoupenhouer, berpendapat bahwa faktor
pembawaan lebih kuat dari pada faktor yang datang dai luar. Aliran ini disokong
oleh aliran natuarisme yang ditokohi oleh J.J. Rousseau, yang berpendapat bahwa
: segala yang suci berasal dari tangan tuhan dan segala yang rusak berasal dari
tangan manusia. Anak manusia itu sejak lahir berada dalam keadaan yang suci,
tetapi karena dididik oleh manusia malah menjadi rusak. Ia bahkan kenal dengan
segala macam kejahatan penyelewengan, korupsi, pencuri, dan lain sebagainya.
Didalam keadaan sehari-hari sering juga kita lihat bahwa adanya orang-orang
yang hidup dengan bakatnya, yang telah dibawa sejak lahir, yang memang sukar
sekali dihilangkan dengan pengaruh apapun juga.
B.
Fakor eksternal
Untuk
medefiisikan faktor eksternal agar lebih muda yaitu segala faktor yang asalnya
dari luar diri manusia. Jika tadi difaktor internal terdapat aliran nativisme
yang dipelopori oleh schoupenhouer, kini difaktor eksternal juga terdapat
aliran. Yaitu aliran empirisme, yang dipelopori oleh john lock. Dengan teori
yabula rasanya. Dia berpendapat bahwa anak sejak lahir masih bersih seperti tabula rasa, dan baru
akan berisi bila dia telah menerima sesuatu dari luar lewat alat indranya.
Karena itu pengaruh dari luarlah yang lebih kuat dari pada pembawaan manusia.
Aliran
ini disokong juga oleh J.F. Herbart denga teori psikologi asosiasinya. Yang
berpendapat bahwa jiwa manusia itu sejak dilahirkn masih kosong. Baru dapat
diisi apabila alat indranya bisa menangkap sesuatu yang kemudian diteruskan
oleh urat syaraf, masuk kedalam kesadaran, yaitu jiwa. Didalam kesadaran ini
hasil tangkapan itu tadi meninggalkan bekas. Bekas ini disebut tanggapan.
Didalam kesadaran ini tanggapan ini saling tarik menarik dan tolak menolak.
Adapun
yang tarik menarik adalah tanggapan yang sejenis, sedangkan yang bertolak
menolak adalah tanggapan yang tidak sejenis.
Didalam
kehidupan sehari-hari dapat kita buktikan teori tersebut. Misalnya sewaktu
kecil kita belum bisa mendapatkan apa-apa, namun setelah kita bersekolah kita
dapat mengethui tentang pengetahuan atau mata pelajaran yang diberikan oleh
guru kita. Kita dapat membaca, menggambar, berhitung, dan sebagainya. Yang itu
semua adalah pengaruh dari luar.
C.
Faktor campuran
Melihat
pertentangan kedua aliran ini, muncullah tokoh W. Stern, mengajukan teorinya,
yang dikenal dengan teori perpaduan, atau teori convergensi. Yang berpendapat
bahwa kedua kekuatan itu sebenarnya berpadu menjadi satu. Keduanya saling
memberi pengaruh. Bakat yang ada pada anak tidak mungkin dapat berkembang jika
tidak mendapat pengaruh sesuatu dari luar. Demikian pula faktor yang dari luar
tidak akan berfaedah apabila tidak ada yang menanggapi didalam jiwa manusia.
Hasil
paduan itu, kemudian digambarkan oleh W. Stern sebagai suatu garis diagonal
dari suatu jajaran genjang. Tentang kekeutan manakah yang lebih kuat diantara
faktor tersebut. Misalnya seoarang anak yang berbakat melukis, dia pasti akan
selalu menunjukan keahlian bakatnya setiap saat. Demikian pula anak yang
berbakat lainnya, sekalipun ia misalnya mendapat rintangan dari luar. Tetapi
sebaliknya bila anak tersebut tidak berbakat tekhnik, sekalipun diajarkan
kepadanya bakat tekhnik sampai ke perguruan tinggi elit sekalipun. Ia tetap
tidak akan tertarik dan tidak akan mendalaminya. Sehingga tu hasil kerjanyapun
tidak akan memuaskan.
Dapat
kita ketahui bersam bahwa pribadi manusia ini dapat berubah. Itu berarti
menandakan bahwa pribadi manusia dapat diubah atau dipengaruhi oleh sesuatu.
Memang demikianlah keadaannya. Karena itu ada usaha mendidik pribadi, membentuk
pribadi, membentuk watak atau mendidik watak anak. Yang artinya adalah berusaha
memperbaiki kehidupan anak yang nampak kurang baik bisa menjadi lebih baik.
Misalnya anak yang semula malas, dapat dirubah menjaddi rajin, anak yang semula
senang mengganggu orang lain, dididik agar tidak lagi mengganggu orang lain.
tidak hanya sebatas kepada anak saja, hal ini juga dilakukan kepada orang
dewasa. Bagaimana caranya ?. yait dengan menyelenggarakan usaha memasyarakatkan
kembali orang-orang yang melanggar Undang-Undang Negara.
D.
Pengalaman umum (common expriences)
Pengalaman
umum (common expriences) yaitu penglaman yang diayati oleh hampir semua
anggota masyarakat atau bahkan semua anggota manusia.[2]
Setiap masyarakat pasti mempunyai nilai-nilai, prinsip-prinsip moral, cara-cara
hidup yang dihayati oleh semua anggota masyarakat itu. Kalau nilai-nilai itu
bersifat universal, seperti menghormati orang tua, maka semua manusia akan
dididik menjadi seperti itu. Pengalaman umumu ini menjadi bagian diri seseorang
yang sama dengan banyak orang lain disekitarnya.
E.
Pengalaman unik(common experiences)
Pengalaman
unik(common experiences) ialah pengalaman-pengalaman yang hanya dialami oleh
dirinya sendiri.[3]
Karena sejak lahir anak sudah membawa ciri-ciri tertentu serta
kecenderungan-kecenderungan tertentu. Maka reaksinya terhadap lingkungan atau
reaksi lingkungan terhadapnya bersifat khas. Pengalamn unik ini menentukan bagian
dirirnya yang bersifat khas, unik dan tidak ada duanya.
Walau
kepribadian dapat dimengerti secara sederhana seperti diatas, ternyata para
ahli tidak melakukan pedekatan yang sama.
F.
Wujud Fisik (Rupa)
Ada
beberapa penjalasan sehubungan dengan arti kata rupa. Sebagai bagian
dari panca khandha, rupa berarti tubuh fisik kita. Apabila seseorang
mememukul kita, maka kita merasa marah. Itu terjadi karena kita menganggap atau
mengidentikkan tubuh ini sebagai sang “aku” atau “milikku”. Karena sang “aku”
atau “milikku” ini disakiti oleh oang lain, maka bangkitlah amarah kita. Jadi
singkatnya, tubuh fisik inilah salah satu yang bisa menyebabkan perubahan
kepribadian. Terbukti jika fisik kita
selalu disakiti oleh orang lain maka pasti kita akan membalasnya bahkan bisa
marah. Hal lain, ketika seseorang measa fisiknya dalam kekurangan atau bisa
jadi cacat fisik, maka yang sejatinya orang itu percaya diri, lambat laun dia
akan minder bahkan bisa jadi pada akhirnya akan cacat mental.
G.
Perasaan
Perasaan
adalah kesan-kesan yang diterima sebagai hasil kontak dengan dunia luar
(melalui organ indra kita), baik itu menyenangkan, ataupun netral. Ia mencakap
perasaan yang dirasakan oleh batin kita, (seperti sedih atau senang) dan
perasaan yang dirasakan oleh tuuh fisik kita (seperti rasa sakit atau nikmat).
Dengan demikian, perasaan mencakup jasmani dan ruhani manusia.
Apabila
ditinjau dari sumbernya, maka ada enam jenis perasaan, yakni yang berasal dari
mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, ataupun pikiran. Berdasarkan sifat
perasaan itu sendiri ada tiga jenis perasaan: menyenangkan, tidak menyenangkan,
dan netral.[4]
Ada lagi pembagian lima jenis perasaan, yakni senang, sedih, nikmat, sakit, dan
netral.
Perasaan
fisik seperti rasa sakit atau nikmat, dirasakan oleh semua makhluk yang
memiliki sistem saraf. Sebaliknya perasaan batiniah, seperti senang dan susah,
tampaknya hanya dirasakan oleh manusia. Rasa senang dan susah itu dirasakan
berbeda oleh masing-masing individu. Lebih jauh lagi, suatu hal dapat dirasakan
jauh berbeda bergantung pada situasi dan kondisinya. Sebagai contoh, saat udara
panas, kipas angin atau segelas es jeruk akan sangat menyenangkan bagi kita.
H.
Persepsi
Pesepsi
adalah kemampuan menerima tanggapan-tangapan dari luar yang berasal dari
objek-objek indriawi eksternal (lukisan, bau, suara, rasa dan lain sebagainya).
Tanggapan dari luar itu merangsang pencarian gambaran, konsepatau kesan
batiniah (fungsi kognitif dari pikiran) yang telah kita miliki sebelumnya.
Tujuannya adalah mengenali benda atau objek tersebut. Tetapi, yang dimaksud
persepsi tersebut tidak hanya berarti pencerapan gambaran-gambaran batiniah
saja, melainkan pembentukan serta penggalian berbagai konsep dan bahkan juga
mencakup konsep-konsep itu sendiri.
I.
Mental
Mental
adalah proses bekerjanya pikiran. Apa yang dimaksud dengan sankhara
adalah bekerjanya pikiran selain perasaan, perasaan, persepsi, dan kesadaran,
dimana semua juga merupakan hasil kerja pikiran, tetapi merupakan unsur atau khandha
yang berarti terpisah. Bentuk-bentu mental meliputi perhatian ,
kontarak, kehendak, pemusutan pikiran, kesadaran serta pemahaman.
Bentuk-bentuk
mental atau batin ada yang baik, buruk, ataupun netral. Contah bentuk mental
yang baik adalah mengingat sesuatu yang baik serta merasa malu dan takut ketika
hendak mau melakukan sesatu yang tidak baik. Sedangkan yang tidak baik hanyalah
keserakahan, kebencian, kebodohan, kegelsahan, kesombongan, iri hati, egois,
kekhawatiran, kemalasan, dan lain sebagainya.
J.
Kesadaran
Kesadaran
mencakup kemampuan analisist, penelitian, serta pengetahuan yang timbul dari
kontak dengan objek indrawi. Contoh kecil ketika seseorang menyimpang norma,
jika sesorang itu tidak pernah sadar dan mengakui akan sikapnya yang menyimpang
norma tersebut, maka seorang itu tidak akan pernah berhenti atas sikapnya dan
terus melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang.
Namun
bedahalnya ketika seseorang yang melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang
norma lalu secara konsisten megakui kesalahannya tersebut dan menyadarinya
sehingga terpatri dalam banaknya untuk mengubah dan memperbaiki agar lebih baik
lagi.
K.
Kepribadian yang sehat
Kepribadian
dipandang sebagai kepribadian yang sehat, matang, dan lepas dari trauma-trauma
ataupun konflik-konflik pada masa kanak-kanak.[5]
Pada
dasarnya, pembentukan dan pertumbuhan kepribadian yang sehat dan matang banyak
dipengaruhi oleh motivasi, proprium, dan otonomi fungsional. Motivasi merupakan
kekuatan-kekuatan yag mendorong dan menarik, atau suatu suara pengaturan
perbuatan manusia. Allport menganggap bahwa motivasi merupakan motif dan
perilakuyang dirangsang, didorong, diperjuangkan, dan diarahkan kepada masa
depan yang menimbulkan ketegangan. Semua ketegangan ini memiliki sumber sendiri
dalam suatu disturbance.
Disturbance yang hebat dan terbesar adalah keadaan yang mendesak individu
untuk mereduksi ketegangannya, yang berguna untuk mempertahankan suatu tingkat
kepuasan. Disamping itu, memberikan pengetahuan yang berarti bagi pengetahuan
pribadi. Jadi, dengan kata lain, jika individu mereduksikan ketegangan yang ada
pada dirinya, ia akan memiliki kepribadian yang sehat, matang, dan juga
pemuasan yang diarahkan pada pemuasan akan hal-hal yang lainnya. Sehingga
manusia tersebut dapat bertumbuh.
Kepribadian
yang sehat berarti juga kepribadian yang matang dan kepribadian yang matang
berarti keribadian yang dewasa. Kedewasaan itu sendiri memiliki empat macam :
1.
Kedewasaan
jasmani.
Orangsudah dewasa secara jasmani
bila ukuran, berat, kekuatan, keterampilan, dan koordinasinya sudah cukup,
sesuai umur dan jenisnya.
2.
Kedewasaan
intelektual
Seseorang dapat dikatakan dewasa
secara intelektual apabila ia mampu berpikir secara matang dan logis, mempunyai
pertimbangan yang tepat, dan pengertian mengenai dunia serta diri sendiri.
Seseorang yang dewasa secara intelektal umumnya mempunyai perhatian yang luas,
usaha yang beragam, dan rencana masa depan yang pasti.
3.
Kedewasaan emosioanal
Kedewasaan emosional mempunyai dua
rangkap, yakni segi positif, dan negatif. Segi positif, kita dapat
mengungkapkan perasaan kita secara tepat, dalam situasi yang tepat dan terhadap
hal serta orang yang semestinya. Segi negatif, kita wajib mengatur perasaan
kita, sehingga pengungkapannya tidak mengganggu perkembangan kita atau melukai
orang lain.
Karena itu untuk kedewasaan
emosional, diperlukan berbagai hal seperti merasakan kemampuan getran
patriotisme, kagum akan keindahan alam, hangat dalam bersahabat, membenci
ketidak adilan, takut terhadap bahaya yang sungguh-sungguh mengancam, malu akan
perbuatan yang hina, jijik, atau tidak senonoh.
4.
Kedewasaan
sosial
Kedewasaan sosial mencakup tiga
segi, yakni : (a) tahu memilih apa yang harus diperbuat atau apa yang tidak
boleh diperbuat dalam situasi yang berlainan. (b) ambil bagian dalam kegiatan
bersama yang beragam, mempelajari keahliannya untuk setiap kegiatan itu, dan
(c) menyadari tanggung jawab terhadap orang lain supaya dapat hidup bersama
secara harmonis.
Adapun tanda-tanda kepribadia yang sehat adalah sebagai berikut :
a.
Kepercayaan mendalam pada diri sendiri dan
orang lain.
b.
Tidak
ragu-ragu, tidak malu, tetapi berani
c.
Inisiatif
berkembang dan tidak selalu meras dirinya bersalah atau berdosa.
d.
Tidak
merasa minder, tetapi mempunyai semngat kerja.
e.
Bersikap
jujur pada diri sendiri.
f.
Mampu
berdedikasi-penyerahan diri sendiri
g.
Senang
kontak (berhubungan) dengan sesama
h.
Generatifitas(kebapak
ibuan)
i.
Integritas
yakni ; (1) mempunyai kontinuitas dalam hidupnya masa lampau tak disangkal, dan
dengan gairah memandang masa depan. (2) kesanggupan untuk mempejuangkan
nilai-nilai hidup yang nyata; bukan seseorang penjual diri, oportunis,
penghianat; (3) berani memimpin/bertanggung jawab; berani menanggung resiko,
mempunyai jiwa kepemimpinan; hidup dianggapnya sebagai tantangan.
Sedangkan
tanda-tanda kebribadian yang kurang sehat sebagai berikut :
a.
Tak
mampu melakukan persahabatan, mengisolasikan diri.
b.
Daya
konsentrasi buyar; ketekunan dalam pekerjaan hancur, terlalu banyak melamun.
c.
Penyangkalan
terhadap nama, asal usul suku bangsa, masa lampau dan sbagainya.
d.
Tak
mamu memperjuangkan diri, bahkan kadang-kadang timbul keinginan mengakhiri
hidup, bertalian denga kebosanan hidup.
e.
Sifat
iingin membalas dendam, bereaksi terlalu radikal, terhadap orang lain maupun
dirinya sendiri; tidak mengakui dan tidak menerima masa lampaunya, lalu mau
mengubah diri secara sangat radikal (identitas negatif)
L.
Kekuarga
Keluarga
merupakan milieu pertama bagi manusia dimana ia menjalani proses sosialisasi
atau proses pemanusiaan. Maka posisi yang diduduki seorang anak ditengah
keluarganya dimasa sangat muda itu akan menjadi bentuk pendahuluan dari posisi
sosialnya ditengah masyarakat luas, yang lebih terdiferensiasi dikelak kemudian
hari pada usia dewasa. Maka peristiwa kompetisi revalitas, dan persaingan
sebagai salah satu hasil dari lingkungan kultural dapat kita jumpa juga dalam
kader kecil, yaitu ditengah keluarga. Sehingga menumbuhkan perasaan-perasaan
atau emosi-emosi tertentu, yaitu berwujud rasa kasih-sayang dan bentuk-bentuk
rasa ketakutan atau kecemasan pada setiap anggota keluarga.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam bahasa inggris istilah unyuk
kepribadian adalah peronality. Istilah ini berasal dari kata latin persona,
yang berarti topeng perlengkapan yang selalu di pakai dalam pentas drama-drama
yunani kuno. adapun faktor-faktornya sebagai berikut :
Ø FAKTOR INTERNAL (faktor pembawaan)
Ø FAKTOR EKSTERNAL
Ø FAKTOR CAMPURAN
Ø PENGALAMAN UMUM
Ø PENGALAMAN UNIK
Ø WUJUD FISIK
Ø PERASAAN
Ø PRESEPSI
Ø MENTAL
Ø KESADARAN
Ø KESEHATAN
Ø KELUARGAAN
Daftar pustaka
u Psikologi kepribadian,Agus sujanto,Halem Lubis, Taufik Hadi. Ed
:1,Cet.7 jakarta : Bumi Askara,1997
u Psikologi orang dewasa,Drs. andi M APPRIRE,; Usaha Nasional,
jakarta
u Psikologi Umum,Drs,Irwanto,Drs. Heman Elia, Drs. Antonius
Hadiseopadmo, Drs. Mj.Retno Priyanti,;PT Prenhallindo,jakarta
u Psikologi Remaja,Sarwono, Wirawan Sarlito,;jakarta PT Raja Grafindo
persada,2005
u Psikologi Wanita,DR. Kartono Kartini,Bandung,Mandar Maju,1992
u Psikologi kepribadian,Ivan Taniputera,jogjakarta,AR-RUZZ,2005
u Psikologi umum, Drs.alex sobur,M.Si., Bandung, CV Pustaka
setia,2003
[1] Gordon
W. Allport (1897-1967)
[2]
Psikologi umum, Dra. Retno Priyanti;228
[3]
Psikologi umum, Dra. Retno Priyanti;228
[4] Netral
adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan mengenai persaan yang bukan
menyenangkan dan bukan pula yang tidak menyenagkan. (Ivan taniputera,2005)
[5] Allport
(1976)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar