Sabtu, 13 Mei 2017

MAKALAH : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Manusia

BAB I
Pendahuluan
A.   Latar Belakang

Psikologi mempengaruhi begitu banyak asepek kehidupan kita, penting juga kiranya bagi mereka yang tidak bermaksud memperdalam diri dalam disiplin ilmu ini sekedar mengetahui fakta-fakta dasarnya.pelajaran psikologi dapat memberikan pengertian yang lebih baik tentang sebab-sebab mengapa, misalnya, orang berpikir dan bertindak seperti yang mereka lakukan, dan memberikan pandangan untuk menilai sikap dan reaksi yang anda lakukan sendiri.

Singkatnya psikologi penting bagi mereka yang dalam kehidupannya selalu berhubungan dan bersama orang lain. psikologi dibutuhkan atau dipelajari oleh mereka, yang dalam tugas dan jabatan yang akan bekerja bersama orang lain. itulah inti kegunaan psikologi.

B.   Rumusan Masalah

Mengungkapkan dan menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kepribadian manusia.

C.    Tujuan Pembahasan

Memberikan penjelasan dan pemaparan atas beberapa faktor yang mempengaruhi kepribadian manusia
















Bab II
Pembahasan

            Dalam bahasa inggris istilah unyuk kepribadian adalah peronality. Istilah ini berasal dari kata latin persona, yang berarti topeng perlengkapan yang selalu di pakai dalam pentas drama-drama yunani kuno. Istilah ni kemudian di adopsi oleh orang-oang roma dan mendapatkan konotasi baru “sebagaimana seorang nampakdi hadapan orang lain”. Konotasi seperti ini menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah diri orang tersebut yang sebenar-benarnya. Sebagai suatu bidang studi empiris, kontasi itu sudah banyak berubah. Sebelum memaparkan suatu batasan , baiklah kita mengerti dulu apa yang dimaksud dengan kepribadian.

            Para psikolog dan filsuf nampaknya mulai sepakat bahwa manifestasi kepribdian dapat dilihat dari :
1.      Keyataan yang bersifat biologis(Umwelt)
2.      Kenyataan fisiologis (eigentwelt)
3.      Kenyataan sosial (mitwelt)
Ketiga ini menggejala menjadi satu kesatuan (whole) yang disebut kepribadian. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan.[1]

            Setelah mengetahui pengertian kepribadian, kita juga harus tahu faktor apa saja yang bisa mempengaruhi perkembangan kepribadian.

A.   Faktor internal

Faktor internal ini sering disebut juga dengan faktor pembawaan. Adapun pengertiannya adalah segala sesuatu yang dibawa anak sejak lahir, baik yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat ketubuhan. Kejiwaan yang bersifat fikiran, perasaan, kemauan, fantasi, ingatan, dan sebagainya. Yang dibawa sejak lahir ikut menentukan pribadi seseorang. Keadaan jasmanipu demikian pula. Panjang pendeknya leher, besar kecilnya tengkorak, susunan urat syaraf, otot-otot, susunan dan keadaan tulang-tulang. Juga mempengaruhi kepribadian manusia.

Sejak dahulu ada dua aliran yang saling bertentangan, yaitu kaum nativisme yang dipelopori oleh schoupenhouer, berpendapat bahwa faktor pembawaan lebih kuat dari pada faktor yang datang dai luar. Aliran ini disokong oleh aliran natuarisme yang ditokohi oleh J.J. Rousseau, yang berpendapat bahwa : segala yang suci berasal dari tangan tuhan dan segala yang rusak berasal dari tangan manusia. Anak manusia itu sejak lahir berada dalam keadaan yang suci, tetapi karena dididik oleh manusia malah menjadi rusak. Ia bahkan kenal dengan segala macam kejahatan penyelewengan, korupsi, pencuri, dan lain sebagainya. Didalam keadaan sehari-hari sering juga kita lihat bahwa adanya orang-orang yang hidup dengan bakatnya, yang telah dibawa sejak lahir, yang memang sukar sekali dihilangkan dengan pengaruh apapun juga.

B.   Fakor eksternal

Untuk medefiisikan faktor eksternal agar lebih muda yaitu segala faktor yang asalnya dari luar diri manusia. Jika tadi difaktor internal terdapat aliran nativisme yang dipelopori oleh schoupenhouer, kini difaktor eksternal juga terdapat aliran. Yaitu aliran empirisme, yang dipelopori oleh john lock. Dengan teori yabula rasanya. Dia berpendapat bahwa anak sejak lahir  masih bersih seperti tabula rasa, dan baru akan berisi bila dia telah menerima sesuatu dari luar lewat alat indranya. Karena itu pengaruh dari luarlah yang lebih kuat dari pada pembawaan manusia.

Aliran ini disokong juga oleh J.F. Herbart denga teori psikologi asosiasinya. Yang berpendapat bahwa jiwa manusia itu sejak dilahirkn masih kosong. Baru dapat diisi apabila alat indranya bisa menangkap sesuatu yang kemudian diteruskan oleh urat syaraf, masuk kedalam kesadaran, yaitu jiwa. Didalam kesadaran ini hasil tangkapan itu tadi meninggalkan bekas. Bekas ini disebut tanggapan. Didalam kesadaran ini tanggapan ini saling tarik menarik dan tolak menolak.

Adapun yang tarik menarik adalah tanggapan yang sejenis, sedangkan yang bertolak menolak adalah tanggapan yang tidak sejenis.

Didalam kehidupan sehari-hari dapat kita buktikan teori tersebut. Misalnya sewaktu kecil kita belum bisa mendapatkan apa-apa, namun setelah kita bersekolah kita dapat mengethui tentang pengetahuan atau mata pelajaran yang diberikan oleh guru kita. Kita dapat membaca, menggambar, berhitung, dan sebagainya. Yang itu semua adalah pengaruh dari luar.

C.   Faktor campuran

Melihat pertentangan kedua aliran ini, muncullah tokoh W. Stern, mengajukan teorinya, yang dikenal dengan teori perpaduan, atau teori convergensi. Yang berpendapat bahwa kedua kekuatan itu sebenarnya berpadu menjadi satu. Keduanya saling memberi pengaruh. Bakat yang ada pada anak tidak mungkin dapat berkembang jika tidak mendapat pengaruh sesuatu dari luar. Demikian pula faktor yang dari luar tidak akan berfaedah apabila tidak ada yang menanggapi didalam jiwa manusia.

Hasil paduan itu, kemudian digambarkan oleh W. Stern sebagai suatu garis diagonal dari suatu jajaran genjang. Tentang kekeutan manakah yang lebih kuat diantara faktor tersebut. Misalnya seoarang anak yang berbakat melukis, dia pasti akan selalu menunjukan keahlian bakatnya setiap saat. Demikian pula anak yang berbakat lainnya, sekalipun ia misalnya mendapat rintangan dari luar. Tetapi sebaliknya bila anak tersebut tidak berbakat tekhnik, sekalipun diajarkan kepadanya bakat tekhnik sampai ke perguruan tinggi elit sekalipun. Ia tetap tidak akan tertarik dan tidak akan mendalaminya. Sehingga tu hasil kerjanyapun tidak akan memuaskan.

Dapat kita ketahui bersam bahwa pribadi manusia ini dapat berubah. Itu berarti menandakan bahwa pribadi manusia dapat diubah atau dipengaruhi oleh sesuatu. Memang demikianlah keadaannya. Karena itu ada usaha mendidik pribadi, membentuk pribadi, membentuk watak atau mendidik watak anak. Yang artinya adalah berusaha memperbaiki kehidupan anak yang nampak kurang baik bisa menjadi lebih baik. Misalnya anak yang semula malas, dapat dirubah menjaddi rajin, anak yang semula senang mengganggu orang lain, dididik agar tidak lagi mengganggu orang lain. tidak hanya sebatas kepada anak saja, hal ini juga dilakukan kepada orang dewasa. Bagaimana caranya ?. yait dengan menyelenggarakan usaha memasyarakatkan kembali orang-orang yang melanggar Undang-Undang Negara.

D.   Pengalaman umum (common expriences)

Pengalaman umum (common expriences) yaitu penglaman yang diayati oleh hampir semua anggota masyarakat atau bahkan semua anggota manusia.[2] Setiap masyarakat pasti mempunyai nilai-nilai, prinsip-prinsip moral, cara-cara hidup yang dihayati oleh semua anggota masyarakat itu. Kalau nilai-nilai itu bersifat universal, seperti menghormati orang tua, maka semua manusia akan dididik menjadi seperti itu. Pengalaman umumu ini menjadi bagian diri seseorang yang sama dengan banyak orang lain disekitarnya.

E.   Pengalaman unik(common experiences)

Pengalaman unik(common experiences) ialah pengalaman-pengalaman yang hanya dialami oleh dirinya sendiri.[3] Karena sejak lahir anak sudah membawa ciri-ciri tertentu serta kecenderungan-kecenderungan tertentu. Maka reaksinya terhadap lingkungan atau reaksi lingkungan terhadapnya bersifat khas. Pengalamn unik ini menentukan bagian dirirnya yang bersifat khas, unik dan tidak ada duanya.

Walau kepribadian dapat dimengerti secara sederhana seperti diatas, ternyata para ahli tidak melakukan pedekatan yang sama.

F.    Wujud Fisik (Rupa)

Ada beberapa penjalasan sehubungan dengan arti kata rupa. Sebagai bagian dari panca khandha, rupa berarti tubuh fisik kita. Apabila seseorang mememukul kita, maka kita merasa marah. Itu terjadi karena kita menganggap atau mengidentikkan tubuh ini sebagai sang “aku” atau “milikku”. Karena sang “aku” atau “milikku” ini disakiti oleh oang lain, maka bangkitlah amarah kita. Jadi singkatnya, tubuh fisik inilah salah satu yang bisa menyebabkan perubahan kepribadian.  Terbukti jika fisik kita selalu disakiti oleh orang lain maka pasti kita akan membalasnya bahkan bisa marah. Hal lain, ketika seseorang measa fisiknya dalam kekurangan atau bisa jadi cacat fisik, maka yang sejatinya orang itu percaya diri, lambat laun dia akan minder bahkan bisa jadi pada akhirnya akan cacat mental.

G.  Perasaan

Perasaan adalah kesan-kesan yang diterima sebagai hasil kontak dengan dunia luar (melalui organ indra kita), baik itu menyenangkan, ataupun netral. Ia mencakap perasaan yang dirasakan oleh batin kita, (seperti sedih atau senang) dan perasaan yang dirasakan oleh tuuh fisik kita (seperti rasa sakit atau nikmat). Dengan demikian, perasaan mencakup jasmani dan ruhani manusia.

Apabila ditinjau dari sumbernya, maka ada enam jenis perasaan, yakni yang berasal dari mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, ataupun pikiran. Berdasarkan sifat perasaan itu sendiri ada tiga jenis perasaan: menyenangkan, tidak menyenangkan, dan netral.[4] Ada lagi pembagian lima jenis perasaan, yakni senang, sedih, nikmat, sakit, dan netral.

Perasaan fisik seperti rasa sakit atau nikmat, dirasakan oleh semua makhluk yang memiliki sistem saraf. Sebaliknya perasaan batiniah, seperti senang dan susah, tampaknya hanya dirasakan oleh manusia. Rasa senang dan susah itu dirasakan berbeda oleh masing-masing individu. Lebih jauh lagi, suatu hal dapat dirasakan jauh berbeda bergantung pada situasi dan kondisinya. Sebagai contoh, saat udara panas, kipas angin atau segelas es jeruk akan sangat menyenangkan bagi kita.

H.  Persepsi

Pesepsi adalah kemampuan menerima tanggapan-tangapan dari luar yang berasal dari objek-objek indriawi eksternal (lukisan, bau, suara, rasa dan lain sebagainya). Tanggapan dari luar itu merangsang pencarian gambaran, konsepatau kesan batiniah (fungsi kognitif dari pikiran) yang telah kita miliki sebelumnya. Tujuannya adalah mengenali benda atau objek tersebut. Tetapi, yang dimaksud persepsi tersebut tidak hanya berarti pencerapan gambaran-gambaran batiniah saja, melainkan pembentukan serta penggalian berbagai konsep dan bahkan juga mencakup konsep-konsep itu sendiri.





I.      Mental

Mental adalah proses bekerjanya pikiran. Apa yang dimaksud dengan sankhara adalah bekerjanya pikiran selain perasaan, perasaan, persepsi, dan kesadaran, dimana semua juga merupakan hasil kerja pikiran, tetapi merupakan unsur atau khandha yang berarti terpisah. Bentuk-bentu mental meliputi perhatian , kontarak, kehendak, pemusutan pikiran, kesadaran serta pemahaman.

Bentuk-bentuk mental atau batin ada yang baik, buruk, ataupun netral. Contah bentuk mental yang baik adalah mengingat sesuatu yang baik serta merasa malu dan takut ketika hendak mau melakukan sesatu yang tidak baik. Sedangkan yang tidak baik hanyalah keserakahan, kebencian, kebodohan, kegelsahan, kesombongan, iri hati, egois, kekhawatiran, kemalasan, dan lain sebagainya.

J.     Kesadaran

Kesadaran mencakup kemampuan analisist, penelitian, serta pengetahuan yang timbul dari kontak dengan objek indrawi. Contoh kecil ketika seseorang menyimpang norma, jika sesorang itu tidak pernah sadar dan mengakui akan sikapnya yang menyimpang norma tersebut, maka seorang itu tidak akan pernah berhenti atas sikapnya dan terus melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang.

Namun bedahalnya ketika seseorang yang melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang norma lalu secara konsisten megakui kesalahannya tersebut dan menyadarinya sehingga terpatri dalam banaknya untuk mengubah dan memperbaiki agar lebih baik lagi.

K.  Kepribadian yang sehat

Kepribadian dipandang sebagai kepribadian yang sehat, matang, dan lepas dari trauma-trauma ataupun konflik-konflik pada masa kanak-kanak.[5]

Pada dasarnya, pembentukan dan pertumbuhan kepribadian yang sehat dan matang banyak dipengaruhi oleh motivasi, proprium, dan otonomi fungsional. Motivasi merupakan kekuatan-kekuatan yag mendorong dan menarik, atau suatu suara pengaturan perbuatan manusia. Allport menganggap bahwa motivasi merupakan motif dan perilakuyang dirangsang, didorong, diperjuangkan, dan diarahkan kepada masa depan yang menimbulkan ketegangan. Semua ketegangan ini memiliki sumber sendiri dalam suatu disturbance.

Disturbance yang hebat dan terbesar adalah keadaan yang mendesak individu untuk mereduksi ketegangannya, yang berguna untuk mempertahankan suatu tingkat kepuasan. Disamping itu, memberikan pengetahuan yang berarti bagi pengetahuan pribadi. Jadi, dengan kata lain, jika individu mereduksikan ketegangan yang ada pada dirinya, ia akan memiliki kepribadian yang sehat, matang, dan juga pemuasan yang diarahkan pada pemuasan akan hal-hal yang lainnya. Sehingga manusia tersebut dapat bertumbuh.
Kepribadian yang sehat berarti juga kepribadian yang matang dan kepribadian yang matang berarti keribadian yang dewasa. Kedewasaan itu sendiri memiliki empat macam :

1.      Kedewasaan jasmani.
Orangsudah dewasa secara jasmani bila ukuran, berat, kekuatan, keterampilan, dan koordinasinya sudah cukup, sesuai umur dan jenisnya.

2.      Kedewasaan intelektual
Seseorang dapat dikatakan dewasa secara intelektual apabila ia mampu berpikir secara matang dan logis, mempunyai pertimbangan yang tepat, dan pengertian mengenai dunia serta diri sendiri. Seseorang yang dewasa secara intelektal umumnya mempunyai perhatian yang luas, usaha yang beragam, dan rencana masa depan yang pasti.

3.       Kedewasaan emosioanal
Kedewasaan emosional mempunyai dua rangkap, yakni segi positif, dan negatif. Segi positif, kita dapat mengungkapkan perasaan kita secara tepat, dalam situasi yang tepat dan terhadap hal serta orang yang semestinya. Segi negatif, kita wajib mengatur perasaan kita, sehingga pengungkapannya tidak mengganggu perkembangan kita atau melukai orang lain.
Karena itu untuk kedewasaan emosional, diperlukan berbagai hal seperti merasakan kemampuan getran patriotisme, kagum akan keindahan alam, hangat dalam bersahabat, membenci ketidak adilan, takut terhadap bahaya yang sungguh-sungguh mengancam, malu akan perbuatan yang hina, jijik, atau tidak senonoh.

4.      Kedewasaan sosial
Kedewasaan sosial mencakup tiga segi, yakni : (a) tahu memilih apa yang harus diperbuat atau apa yang tidak boleh diperbuat dalam situasi yang berlainan. (b) ambil bagian dalam kegiatan bersama yang beragam, mempelajari keahliannya untuk setiap kegiatan itu, dan (c) menyadari tanggung jawab terhadap orang lain supaya dapat hidup bersama secara harmonis.

Adapun tanda-tanda kepribadia yang sehat adalah sebagai berikut :

a.        Kepercayaan mendalam pada diri sendiri dan orang lain.
b.      Tidak ragu-ragu, tidak malu, tetapi berani
c.       Inisiatif berkembang dan tidak selalu meras dirinya bersalah atau berdosa.
d.      Tidak merasa minder, tetapi mempunyai semngat kerja.
e.       Bersikap jujur pada diri sendiri.
f.       Mampu berdedikasi-penyerahan diri sendiri
g.      Senang kontak (berhubungan) dengan sesama
h.      Generatifitas(kebapak ibuan)
i.        Integritas yakni ; (1) mempunyai kontinuitas dalam hidupnya masa lampau tak disangkal, dan dengan gairah memandang masa depan. (2) kesanggupan untuk mempejuangkan nilai-nilai hidup yang nyata; bukan seseorang penjual diri, oportunis, penghianat; (3) berani memimpin/bertanggung jawab; berani menanggung resiko, mempunyai jiwa kepemimpinan; hidup dianggapnya sebagai tantangan.

Sedangkan tanda-tanda kebribadian yang kurang sehat sebagai berikut :

a.       Tak mampu melakukan persahabatan, mengisolasikan diri.
b.      Daya konsentrasi buyar; ketekunan dalam pekerjaan hancur, terlalu banyak melamun.
c.       Penyangkalan terhadap nama, asal usul suku bangsa, masa lampau dan sbagainya.
d.      Tak mamu memperjuangkan diri, bahkan kadang-kadang timbul keinginan mengakhiri hidup, bertalian denga kebosanan hidup.
e.       Sifat iingin membalas dendam, bereaksi terlalu radikal, terhadap orang lain maupun dirinya sendiri; tidak mengakui dan tidak menerima masa lampaunya, lalu mau mengubah diri secara sangat radikal (identitas negatif)

L.   Kekuarga

Keluarga merupakan milieu pertama bagi manusia dimana ia menjalani proses sosialisasi atau proses pemanusiaan. Maka posisi yang diduduki seorang anak ditengah keluarganya dimasa sangat muda itu akan menjadi bentuk pendahuluan dari posisi sosialnya ditengah masyarakat luas, yang lebih terdiferensiasi dikelak kemudian hari pada usia dewasa. Maka peristiwa kompetisi revalitas, dan persaingan sebagai salah satu hasil dari lingkungan kultural dapat kita jumpa juga dalam kader kecil, yaitu ditengah keluarga. Sehingga menumbuhkan perasaan-perasaan atau emosi-emosi tertentu, yaitu berwujud rasa kasih-sayang dan bentuk-bentuk rasa ketakutan atau kecemasan pada setiap anggota keluarga.



BAB III
KESIMPULAN
Dalam bahasa inggris istilah unyuk kepribadian adalah peronality. Istilah ini berasal dari kata latin persona, yang berarti topeng perlengkapan yang selalu di pakai dalam pentas drama-drama yunani kuno. adapun faktor-faktornya sebagai berikut :
Ø  FAKTOR INTERNAL (faktor pembawaan)
Ø  FAKTOR EKSTERNAL
Ø  FAKTOR CAMPURAN
Ø  PENGALAMAN UMUM
Ø  PENGALAMAN UNIK
Ø  WUJUD FISIK
Ø  PERASAAN
Ø  PRESEPSI
Ø  MENTAL
Ø  KESADARAN
Ø  KESEHATAN
Ø  KELUARGAAN















Daftar pustaka

u  Psikologi kepribadian,Agus sujanto,Halem Lubis, Taufik Hadi. Ed :1,Cet.7 jakarta : Bumi Askara,1997
u  Psikologi orang dewasa,Drs. andi M APPRIRE,; Usaha Nasional, jakarta
u  Psikologi Umum,Drs,Irwanto,Drs. Heman Elia, Drs. Antonius Hadiseopadmo, Drs. Mj.Retno Priyanti,;PT Prenhallindo,jakarta
u  Psikologi Remaja,Sarwono, Wirawan Sarlito,;jakarta PT Raja Grafindo persada,2005
u  Psikologi Wanita,DR. Kartono Kartini,Bandung,Mandar Maju,1992
u  Psikologi kepribadian,Ivan Taniputera,jogjakarta,AR-RUZZ,2005
u  Psikologi umum, Drs.alex sobur,M.Si., Bandung, CV Pustaka setia,2003




[1] Gordon W. Allport (1897-1967)
[2] Psikologi umum, Dra. Retno Priyanti;228
[3] Psikologi umum, Dra. Retno Priyanti;228
[4] Netral adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan mengenai persaan yang bukan menyenangkan dan bukan pula yang tidak menyenagkan. (Ivan taniputera,2005)
[5] Allport (1976)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEGARA TELAH MERDEKA, PENDIDIKAN MASIH JAUH DARI KATA MERDEKA.

NEGARA TELAH MERDEKA, PENDIDIKAN MASIH JAUH DARI KATA MERDEKA. Ditinjau dari segi bahasa, pendidikan berasal dari kata Yunani yaitu pae...