Sabtu, 13 Mei 2017

MAKALAH : Penjelasan Khitbah, dengan menggunakan metode learning start with a question

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tata cara pernikahan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih sesuai dengan pemahaman para Salafush Shalih, di antaranya adalah:
Khitbah (Peminangan)
Seorang laki-laki muslim yang akan menikahi seorang muslimah, hendaklah ia meminang terlebih dahulu karena dimungkinkan ia sedang dipinang oleh orang lain. Dalam hal ini Islam melarang seorang laki-laki muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang lain. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَبِيْعَ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَلاَ يَخْطُبَ الرَّجُلُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيْهِ، حَتَّى يَتْرُكَ الْخَاطِبُ قَبْلَهُ أَوْ يَأْذَنَ لَهُ الْخَاطِبُ.
“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang membeli barang yang sedang ditawar (untuk dibeli) oleh saudaranya, dan melarang seseorang meminang wanita yang telah dipinang sampai orang yang meminangnya itu meninggalkannya atau mengizinkannya.”[1]
Disunnahkan melihat wajah wanita yang akan dipinang dan boleh melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahi wanita itu.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمُ الْمَرْأَةَ، فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ يَنْظُرَ مِنْهَا إِلَى مَا يَدْعُوْهُ إِلَى نِكَاحِهَا، فَلْيَفْعَلْ
“Apabila seseorang di antara kalian ingin meminang seorang wanita, jika ia bisa melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahinya maka lakukanlah!”[2]
Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallaahu ‘anhu pernah meminang seorang wanita, maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya:
أُنْظُرْ إِلَيْهَا، فَإِنَّهُ أَحْرَى أَنْ يُؤْدَمَ بَيْنَكُما
“Lihatlah wanita tersebut, sebab hal itu lebih patut untuk melanggengkan (cinta kasih) antara kalian berdua.”[3]
Imam at-Tirmidzi rahimahullaah berkata, “Sebagian ahli ilmu berpendapat dengan hadits ini bahwa menurut mereka tidak mengapa melihat wanita yang dipinang selagi tidak melihat apa yang diharamkan darinya.”
Tentang melihat wanita yang dipinang, telah terjadi ikhtilaf di kalangan para ulama, ikhtilafnya berkaitan tentang bagian mana saja yang boleh dilihat. Ada yang berpendapat boleh melihat selain muka dan kedua telapak tangan, yaitu melihat rambut, betis dan lainnya, berdasarkan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Melihat apa yang mendorongnya untuk menikahinya.” Akan tetapi yang disepakati oleh para ulama adalah melihat muka dan kedua tangannya. Wallaahu a’lam.[4]
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Siswa-siswi bisa lebih senang dan mengerti atau paham dalam mengikuti pembelajaran tentang materi “Khitbah
C.     Tujuan Pembahasan
1.      Mengimplementasikan metode pembelajaran Learning start with a question agar Siswa-Siswi bisa lebih senang dan mengerti atau paham dalam mengikuti pembelajaran tentang materi “Khitbah”.



BAB II PEMBAHASAN
A.    Metode Pembelajaran “Learning Start With a Question”
Untuk mengajak siswa-siswi supaya lebih memahami sebuah materi yang akan disampaikan oleh seorang guru adalah suatu hal yang sangatlah urgen. Disinalah guru harus dituntut lebih kreatif dalam mengaplikasikan suasana-suasana pembalajaran yang elegan, nyaman, edukatif, konstruksi mental, dan jauh dari kejenuhan ataupun kekerasan. Dari latar belakang tersebut mengenai materi tentang  Khitbah, tentunya supaya siswa-siswi dapat memahami materi tersebut secara totalitas, maka kami akan menggunakan metode pembelajaran “Learning Start With a Question”. Adapun pembahasan yang lebih rinci akan dijelaskan pada poin-poin selanjutnya.
B.     Pengertian Learning Start With a Question.
Model pembelajaran Learning Starts With A Question adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dimulai dari pertanyaan-pertanyaan siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar karena siswa itu akan saling berkelompok, membuat pertanyaan dalam menyelesaikan tugas. Sedangkan menurut Howard (2008:63) Learning start with a question (LSQ) adalah suatu metode pembelajaran aktif dalam bertanya. Agar siswa aktif bertanya, maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu dengan membaca terlebih dahulu, dengan membaca maka siswa memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajari, sehingga apabila dalam membaca/membahas materi tersebut terjadi kesalahan konsep akan terlihat dan dapat dibahas serta dibenarkn secara bersama-sama.
C.     Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Learning Start With a Question.
Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Learning Starts With A Question adalah sebagai berikut :
Kelebihan model pembelajaran Learning Starts With A Question:
1.      Merangsang aktivitas siswa dalam bentuk ide, gagasan dan prakarsa baru dalam pemecahan masalah.
2.      Membiasakan siswa untuk bertukar pikiran
3.      Memberikan keterampilan kepada siswa untuk menyajikan pendapat, mempertahankan, menghargai dan menerima pendapat orang lain.
4.      Cakrawala berpikir siswa menjadi lebih luas dalam mengupas suatu masalah.
5.      Memutuskan hasil pemikiran bersama dan bertanggung jawab bersama-sama pula.
Kekurangan model pembelajaran Learning Starts With A Question:
1.      Menentukan masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat siswa bukan hal mudah.
2.      Pembicaraan dimonopoli oleh siswa yang telah terbiasa dan terampil mengemukakan pendapat.
D.    Unsur-Unsur Dalam Strategi Learning Start With a Question
Ada beberapa unsur penting yang menjadi ciri khas Strategi Learning Starts With a Question yaitu:
1.      Kemampuan individu dalam memahami informasi.
2.      Kerjasama tim kecil.
3.      Ketrampilan membuat pertanyaan secara individu.
4.      Kerjasama dalam tim yang lebih besar.
5.      Menginventarisasi focus pertanyaan/pertanyaan utama.
6.      Tanggapan siswa terhadap pertanyaan utama.
7.      Guru  menjelaskan  jawaban dari sisa pertanyaan yang belum terjawab.
8.      Siswa membuat kesimpulan.
E.     Skenario Pembelajaran Strategi Learning Start With a Question.
Langkah-langkah Kegiatan dalam Strategi Learning Starts With a Question.
Kegiatan awal :
  1. Membuka kegiatan pembelajaran
2.      Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti :
  1. Pengajar menentukan bacaan yang akan dipelajari
  2. Kemudian pengajar meminta pembelajar membaca bacaan tersebut
  3. Pengajar mengelompokkan para pembelajar dalam kelompok-kelompok kecil (beranggotakan 2 orang)
  4. Bersama dengan temannya dalam kelompok kecil bekerjasama memaknai wacana/mempelajari bacaan
  5. Pembelajar diminta memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak dipahami dan diminta menyusun suatu pertanyaan.
  6. Pengajar meminta dua kelompok kecil bergabung menjadi satu kelompok (beranggotakan 4 orang) untuk membahas pertanyaan/poin-poin yang tidak diketahui yang telah diberi tanda
  7. Pembelajar di dalam kelompoknya diminta untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang dibaca yang belum dapat diselesaikan.
  8. Pengajar meminta setiap kelompok menginventarisasi pertanyaan yang telah ditulis
  9. Kelompok membacakan pertanyaan yang belum dapat diselesaikan untuk ditanggapi kelompok lain
  10. Pengajar menjelaskan jawaban dari sisa pertanyaan yang belum terjawab
  11. Pengajar mengarahkan pembelajar untuk menarik kesimpulan.
Kegiatan Akhir :
  1. Pengajar menutup pelajaran





BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
Model pembelajaran Learning Starts With A Question adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dimulai dari pertanyaan-pertanyaan siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar karena siswa itu akan saling berkelompok, membuat pertanyaan dalam menyelesaikan tugas.
Adapun salah satu kelebihan dari metode ini adalah membiasakan siswa untuk bertukar pikiran, dan salah satu kekurangan dari metode ini adalah adanya monopoli dari siswa yang sudah terbiasa berpendapat. Dalam metode pembelajaran  Learning Start With a Question ini juga ada beberapa unsur yang sangat urgen, diantaranya siswa harus berperan aktif dalam menyerap informasi, siswa juga dituntut untuk bisa membuat pertanyaan yang ideal.
Agar terealisasikannya metode pembelajaran ini maka perlu adanya sebuah skenario pembelajaran. Berikut skenario pembelajaran  Learning Start With a Question ;
Langkah-langkah Kegiatan dalam Strategi Learning Starts With a Question.
Kegiatan awal :
1.      Membuka kegiatan pembelajaran
2.      Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti :
1.      Pengajar menentukan bacaan yang akan dipelajari
2.   Kemudian pengajar meminta pembelajar membaca bacaan tersebut
  1. Pengajar mengelompokkan para pembelajar dalam kelompok-kelompok kecil (beranggotakan 2 orang)
  2. Bersama dengan temannya dalam kelompok kecil bekerjasama memaknai wacana/mempelajari bacaan
  3. Pembelajar diminta memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak dipahami dan diminta menyusun suatu pertanyaan.
  4. Pengajar meminta dua kelompok kecil bergabung menjadi satu kelompok (beranggotakan 4 orang) untuk membahas pertanyaan/poin-poin yang tidak diketahui yang telah diberi tanda
  5. Pembelajar di dalam kelompoknya diminta untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang dibaca yang belum dapat diselesaikan.
  6. Pengajar meminta setiap kelompok menginventarisasi pertanyaan yang telah ditulis
  7. Kelompok membacakan pertanyaan yang belum dapat diselesaikan untuk ditanggapi kelompok lain
  8. Pengajar menjelaskan jawaban dari sisa pertanyaan yang belum terjawab
  9. Pengajar mengarahkan pembelajar untuk menarik kesimpulan.
Kegiatan Akhir :
1.      Pengajar menutup pelajar
B.     Kritik Dan Saran
Alhamdulillah, puji syukur kami atas karunia Allah SWT. atas rahmat dan karunianya yang telah memberi sebuah nikmat sehat, baik jasmani maupun rohani. Dengan berkat karunia kesehatan itulah kami selaku Kelompok Pertama dapat menyelasaikan tugas Makalah dari dosen pembimbing Drs. Kandiri Musyrif, M.Pd.I. yang berjudul “penjelasan Khitbah, dengan metode pembelajaran Learning Start With a Question”. Tentunya makalah yang kami buat ini juga kemungkinan besar terdapat sebuah keselahan, karena mengingat dari sebuah hadits Nabi Muhammad. SAW. Bahwasanya manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Dan juga dari sebuah analogi sederhana, Tiada gading yang tak retak. Maka dari itu kami selaku Kelompok Pertama berharap kepada teman-teman mahasiswa sebagai agent of change dan agent of analisist untuk bersama-sama membenahi makalah ini, terutama kepada Dosen Pengampu kami. Kritik dan saran yang membangun akan selalu kami nanti-nantikan, agar nantinya makalah ini bisa menjadi sebuah acuan belajar yang baik bagi seluruh mahasiswa Indonesia.   






[1] Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5142) dan Muslim (no. 1412), dari Shahabat Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma. Lafazh ini milik al-Bukhari.
[2] Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (III/334, 360), Abu Dawud (no. 2082) dan al-Hakim (II/165), dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma.
[3] Hadits shahih: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 1087), an-Nasa-i (VI/69-70), ad-Darimi (II/134) dan lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullaah dalam Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 1511).
[4] Lihat pembahasan masalah ini dalam Syarhus Sunnah (IX/17) oleh Imam al-Baghawi, Syarh Muslim (IX/210) oleh Imam an-Nawawi, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (I/97-208, no. 95-98) oleh Syaikh al-Albani, al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah al-Muyassarah (V/34-36) oleh Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah dan Fiqhun Nazhar (hal. 82-89).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEGARA TELAH MERDEKA, PENDIDIKAN MASIH JAUH DARI KATA MERDEKA.

NEGARA TELAH MERDEKA, PENDIDIKAN MASIH JAUH DARI KATA MERDEKA. Ditinjau dari segi bahasa, pendidikan berasal dari kata Yunani yaitu pae...