BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
merupakan kegiatan yang sangat penting bagi penyiapan anak-anak untuk
menghadapi kehidupannya di masa mendatang. Bahkan gajala proses pendidikan ini
sudah ada sejak manusia ada, meskipun proses pelaksanaanya masih sangat
sederhana. Namun hal ini merupakan fenomena bahwa proses pendidikan sejak
dahulu kala sudah ada. Karena begitu sederhananya proses pendidikan pada jaman
dahulu kala itu maka dirasa orang tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan itu
adalah proses pendidikan.
Proses pendidikan memang masalah universal, dialami oleh setiap bangsa atau suku bangsa. Oleh karena itu akan terpengaruh oleh berbagai fasilitas, budaya, situasi serta kondisi bangsa atau suku bangsa tersebut. Dengan demikian akan terlihat adanya perbedaan-perbedaan yang dapat dilihat dalam pelaksanaan pendidikan tersebut. Namun yang jelas akan kita lihat adanya kesamaan tujuan yakni untuk mendewasakan anak dalam arti anak akan dapat berdiri sendiri di tengah masyarakat luas. Lebih-lebih bila di lihat di Negara-negara yang sudah maju akan jauh berbeda pelaksanaanya disbandingkan dengan di Negara-negara atau daerah-daerah yang belum maju
Proses pendidikan memang masalah universal, dialami oleh setiap bangsa atau suku bangsa. Oleh karena itu akan terpengaruh oleh berbagai fasilitas, budaya, situasi serta kondisi bangsa atau suku bangsa tersebut. Dengan demikian akan terlihat adanya perbedaan-perbedaan yang dapat dilihat dalam pelaksanaan pendidikan tersebut. Namun yang jelas akan kita lihat adanya kesamaan tujuan yakni untuk mendewasakan anak dalam arti anak akan dapat berdiri sendiri di tengah masyarakat luas. Lebih-lebih bila di lihat di Negara-negara yang sudah maju akan jauh berbeda pelaksanaanya disbandingkan dengan di Negara-negara atau daerah-daerah yang belum maju
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian
pendidikan
2.
Pengertian
Ilmu Pendidikan
C.
Tujuan Pendidikan
1.
Mengetahui
dan memahami tentang Pengertian
pendidikan
2.
Mengetahui
dan memahami tentang Pengertian Ilmu
Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendidikan
a.
Menurut
Bahasa
1.
Bahasa
Indonesia
pendidikan merupakan perbuatan ( hal, cara ) mendidik.
2.
Bahasa
jawa
berasal dari kata panggulawentah yang berarti mengolah, membina
kejiwaan dengan mematangkan perasaan, kemauan dan watak sang anak
3.
Bahasa
belanda
berasal dari istilah
“opvoeding” yang dalam arti luas diartikan tindakan untuk
membesarkan anak dalam arti geestelyk[1]
4.
Bahasa
romawi
berasal dari istilah “educare” yang bermakna “membangunkan” kekuatan terpendam
atau mengaktifkan kekuatan potensial yang dimiliki anak.
b.
Menurut
Para Ahli/Tokoh Pendidikan
1. Langeveld
Mendidik adalah memberikan pertolongan secara sadar dan sengaja pada seorang anak ( yang belum dewasa ) dalam pertumbuhannya menuju kearah kedewasaan dalam arti berdiri sendiri dan bertanggung jawab sesuai atas segala tindakan – tindakanya menurut pilihannya sendiri. Langeveld juga mengemukakan tiga hakikat manusia :
a. Manusia hakekatnya sebagai makhluk sosial.
b. Manusia hakekatnya sebagai makhluk individual.
c. Manusia hakekatnya sebagai makhluk susila.
Mendidik adalah memberikan pertolongan secara sadar dan sengaja pada seorang anak ( yang belum dewasa ) dalam pertumbuhannya menuju kearah kedewasaan dalam arti berdiri sendiri dan bertanggung jawab sesuai atas segala tindakan – tindakanya menurut pilihannya sendiri. Langeveld juga mengemukakan tiga hakikat manusia :
a. Manusia hakekatnya sebagai makhluk sosial.
b. Manusia hakekatnya sebagai makhluk individual.
c. Manusia hakekatnya sebagai makhluk susila.
2. .John Dewey
Pendidikan merupakan tuntunan terhadap proses pertumbuhan dan proses sosialisasi dari anak.
Pendidikan merupakan tuntunan terhadap proses pertumbuhan dan proses sosialisasi dari anak.
3. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak – anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya
Dilihat dari aspek – aspek dari pengertian tersebut maka pendidikan dapat diartikan sebagai daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti ( kekuatan batin ), pikiran ( intelek ) dan jasmani anak – anak.
Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak – anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya
Dilihat dari aspek – aspek dari pengertian tersebut maka pendidikan dapat diartikan sebagai daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti ( kekuatan batin ), pikiran ( intelek ) dan jasmani anak – anak.
c.
Menurut
Pandangan Mono Disipliner
Dalam rangka
menjawab pertanyaan apa hakekat pendidikan itu, sementara ahli hanya
berorientasi kepada salah satu (mono) disiplin ilmu tertentu saja.
Mereka itu antara lain adalah:
Mereka itu antara lain adalah:
1. Pandangan Sosiologi
Menurut pandangan ini pendidikan hendaknya dilihat sebagai aspek sosial. Oleh karena itu pendidikan dirumuskan sebagai: usaha (proses) pewarisan sosial dari generasi ke generasi[2]
Menurut pandangan ini pendidikan hendaknya dilihat sebagai aspek sosial. Oleh karena itu pendidikan dirumuskan sebagai: usaha (proses) pewarisan sosial dari generasi ke generasi[2]
2. Menurut Pandangan Antropologi (budaya)
Pandangan ini melihat pendidikan dari segi budaya. Oleh karena itu pendidikan dirumuskan sebagai: usaha pemindahan nilai-nilai budaya ke generasi berikutnya. Inti kebudayaan disimpulkan adalah bermacam-macam pengetahuan. Hal ini sering dikenal sebagai proses cultur overdrach. Pandangan ini sejalan dengan pandangan aliran Essensialisme.
Pandangan ini melihat pendidikan dari segi budaya. Oleh karena itu pendidikan dirumuskan sebagai: usaha pemindahan nilai-nilai budaya ke generasi berikutnya. Inti kebudayaan disimpulkan adalah bermacam-macam pengetahuan. Hal ini sering dikenal sebagai proses cultur overdrach. Pandangan ini sejalan dengan pandangan aliran Essensialisme.
3.
Menurut
Pandangan Psikologi
Berbeda dengan kedua pandangan terdahulu, pandangan ini banyak cabang-cabangnya, sebanyak aliran jiwa yang ada, misalnya behaviorisme, individualisme (ilmu jiwa, individual), psiko analitik dan lain-lainnya. Jika orientasinya kepada behaviorisme, maka aspek tingkah laku (behavior) yang di pentingkan. Jika orientasinya ilmu jiwa individual, maka aspek pribadi utuh yang diutamakan.
Berbeda dengan kedua pandangan terdahulu, pandangan ini banyak cabang-cabangnya, sebanyak aliran jiwa yang ada, misalnya behaviorisme, individualisme (ilmu jiwa, individual), psiko analitik dan lain-lainnya. Jika orientasinya kepada behaviorisme, maka aspek tingkah laku (behavior) yang di pentingkan. Jika orientasinya ilmu jiwa individual, maka aspek pribadi utuh yang diutamakan.
4.
Pandangan
dari Sudut Ekonomi
Pandangan ini melihat pendidikan sebagai usaha penanaman modal insan (human ivensment).
Pandangan ini melihat pendidikan sebagai usaha penanaman modal insan (human ivensment).
5.
Menurut
Pandangan Politik
Pandangan dari sudut politik, pendidikan diartikan sebagai usaha pembinaan kader bangsa, cinta bangsa
Pandangan dari sudut politik, pendidikan diartikan sebagai usaha pembinaan kader bangsa, cinta bangsa
6. Menurut Pandangan Filosofis tentang Hakikat Manusia (Antropologi Filsafat)
Terhadap hakikat manusia terdapat banyak sekali pandangan-pandangan yang satu dengan yang lain saling berbeda:
Terhadap hakikat manusia terdapat banyak sekali pandangan-pandangan yang satu dengan yang lain saling berbeda:
a)
Manusia
sebagai homo religious (makhluk beragama), maka hakekat pendidikan berarti:
mengembangkan kesadaran beragama melalui pendidikan agama.
b)
Manusia
sebagai Homo sapiens (makhluk rasional/berpikir), maka hakekat pendidikan ialah
mengembangkan kemampuan berpikir anak/subjek didik, melalui pendidikan
intelektual (kognitif).
c)
Manusia
sebagai homo economicus makhluk ekonomis/kesadaran ekonomi, maka hakikat
pendidikan adalah: membimbing anak hingga dapat bertindak sesuai
prinsip-prinsip ekonomi.
d)
Manusia
sebagai homo fiber (makhluk berpiranti), maka hakikat pendidikan adalah:
mengembangkan dan melatih berbagai macam keterampilan.
e)
Manusia
sebagai homo etis (makhluk susila), hakikat pendidikan ialah:menanamkan
norma-norma kesusilaan dan mampu berbuat susila.
f)
Manusia
sebagai homo socius (makhluk sosial), hakikat pendidikan adalah proses
sosialisasi atau mempersiapkan hidup di masyarakat.
g)
Manusia
sebagai homo mono dualis (makhluk dwi tunggal), yaitu jasmani dan rohani hakikat
pendidikan berarti: mengembangkan kedua aspek tersebut sebagai kesatuan.
h)
Manusia
sebagai makhluk homo mono pluralis (makhluk seutuhnya dari macam-macam segi),
maka hakikat pendidikan berarti: mengmbangkan semua sisi kepribadiannya
(individu, sosial, agama, kecerdasan, ketrampilan, dan seterusnya)
d.
Menurut
Pandangan Multi Disipliner
1.
Cara
membahas pengertian pendidikan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu atau dari
aspek kehidupan secara keseluruhan disebut tinjauan secara multi disipliner.
Dalam tinjauan pendidikan di lihat sebagai suatu system(sistem).
2.
Berdasarkan
tinjauan multi disipliner.[3]
mengembangkan bahwa pendidikan adalah keseluruhan kerja instansi yang terbentuk dari bagian-bagian
yang mempunyai hubungan fungsional dalam membantu terjadinya proses
transformasi atau perubahan tingkah laku seseorang sehingga mencapai kualitas
hidup yang di harapkan.
B.
Pengertian Ilmu Pendidikan
Pakar pendidikan memiliki pandangan berbeda tentang pengertian ilmu
pendidikan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda.
1.
Carter
berpendapat bahwa ilmu pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan sistematis yang
mencakup aspek-aspek kuantitatif dan objektif dari proses belajar dan juga
mengajukan instrumen secara seksama dalam mengajukan hipotesis-hopotesis
pendidikan[4].
2.
Barnadib
mengemukakan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang membicarakan
masalah-masalah umum pendidikan secara menyeluruh
dan abstrak[5].
3.
Brodjonegoro
menjelaskan bahwa ilmu pendidikan adalah teori pendidikan, perenungan tentang
pendidikan. Dalam arti yang luas peadagogi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktik pendidikan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dilihat adanya penekanan yang
sama bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan
masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Ilmu pendidikan membicarakan masalah-masalah
yang bersifat ilmu, bersifat teori ataupun praktis.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Hakikat
pendidikan adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang
memasyarakat, membudaya dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional
dan global.
2.
ilmu
pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan sistematis yang mencakup aspek-aspek
kuantitatif dan objektif dari proses belajar dan juga mengajukan instrumen
secara seksama dalam mengajukan hipotesis-hopotesis pendidikan
B. Kritik
dan Saran
Alhamdulillah,
atas selesainya makalah
ini Semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin. Namun tidak menutup kemungkinan, banyak
persoalan seputar tema yang diangkat yang belum tuntas, sehingga perlu tinjauan
kembali dari teman-teman, dan lebih khusus dosen pemandu untuk memberikan
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini .
DAFTAR
PUSTAKA
Fernandez perez,
Miguel .1982 .KrisisDalamPendidikan. Jakarta :PNBalaiPustaka.
Prof .Dr.Tilaar ,H.A.R.M.Sc.Ed. 2002 .PendidikandanMasyarakatmadani Indonesia .Bandung : PT. RemajaRosdakarya
Prof .Dr.Tilaar ,H.A.R.M.Sc.Ed. 2002 .PendidikandanMasyarakatmadani Indonesia .Bandung : PT. RemajaRosdakarya
Abdul Kadir, Ahmad Fauzi, Endei Yulianto, Baehaqi, Rido Kurnianto,
Rosmiati,Ahmad Nu’man, Dasar-Dasar Pendidikan, kencana 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar