Sabtu, 13 Mei 2017

MAKALAH : Hakekat Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi penyiapan anak-anak untuk menghadapi kehidupannya di masa mendatang. Bahkan gajala proses pendidikan ini sudah ada sejak manusia ada, meskipun proses pelaksanaanya masih sangat sederhana. Namun hal ini merupakan fenomena bahwa proses pendidikan sejak dahulu kala sudah ada. Karena begitu sederhananya proses pendidikan pada jaman dahulu kala itu maka dirasa orang tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan itu adalah proses pendidikan.
Proses pendidikan memang masalah universal, dialami oleh setiap bangsa atau suku bangsa. Oleh karena itu akan terpengaruh oleh berbagai fasilitas, budaya, situasi serta kondisi bangsa atau suku bangsa tersebut. Dengan demikian akan terlihat adanya perbedaan-perbedaan yang dapat dilihat dalam pelaksanaan pendidikan tersebut. Namun yang jelas akan kita lihat adanya kesamaan tujuan yakni untuk mendewasakan anak dalam arti anak akan dapat berdiri sendiri di tengah masyarakat luas. Lebih-lebih bila di lihat di Negara-negara yang sudah maju akan jauh berbeda pelaksanaanya
disbandingkan dengan di Negara-negara atau daerah-daerah yang belum maju

B.   Rumusan Masalah

1.      Pengertian pendidikan
2.      Pengertian Ilmu Pendidikan

C.   Tujuan Pendidikan

1.      Mengetahui dan memahami tentang  Pengertian pendidikan
2.      Mengetahui dan memahami tentang  Pengertian Ilmu Pendidikan




BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Pendidikan

a.      Menurut Bahasa

1.      Bahasa Indonesia
pendidikan merupakan perbuatan ( hal, cara ) mendidik.
2.      Bahasa jawa
berasal dari kata panggulawentah yang berarti mengolah, membina kejiwaan dengan mematangkan perasaan, kemauan dan watak sang anak
3.      Bahasa belanda
berasal dari istilah “opvoeding” yang dalam arti luas diartikan tindakan untuk membesarkan anak dalam arti geestelyk[1]
4.      Bahasa romawi
berasal dari istilah “educare” yang bermakna “membangunkan” kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan potensial yang dimiliki anak.

b.      Menurut Para Ahli/Tokoh Pendidikan

1.       Langeveld
Mendidik adalah memberikan pertolongan secara sadar dan sengaja pada seorang anak ( yang belum dewasa ) dalam pertumbuhannya menuju kearah kedewasaan dalam arti berdiri sendiri dan bertanggung jawab sesuai atas segala tindakan – tindakanya menurut pilihannya sendiri. Langeveld juga mengemukakan tiga hakikat manusia :
a. Manusia hakekatnya sebagai makhluk sosial.
b. Manusia hakekatnya sebagai makhluk individual.
c. Manusia hakekatnya sebagai makhluk susila.

2.       .John Dewey
Pendidikan merupakan tuntunan terhadap proses pertumbuhan dan proses sosialisasi dari anak.

3.        Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak – anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya
Dilihat dari aspek – aspek dari pengertian tersebut maka pendidikan dapat diartikan sebagai daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti ( kekuatan batin ), pikiran ( intelek ) dan jasmani anak – anak.

c.      Menurut Pandangan Mono Disipliner
Dalam rangka menjawab pertanyaan apa hakekat pendidikan itu, sementara ahli hanya berorientasi kepada salah satu (mono) disiplin ilmu tertentu saja.
Mereka itu antara lain adalah:

1.       Pandangan Sosiologi
Menurut pandangan ini pendidikan hendaknya dilihat sebagai aspek sosial. Oleh karena itu pendidikan dirumuskan sebagai: usaha (proses) pewarisan sosial dari generasi ke generasi[2]

2.       Menurut Pandangan Antropologi (budaya)
Pandangan ini melihat pendidikan dari segi budaya. Oleh karena itu pendidikan dirumuskan sebagai: usaha pemindahan nilai-nilai budaya ke generasi berikutnya. Inti kebudayaan disimpulkan adalah bermacam-macam pengetahuan. Hal ini sering dikenal sebagai proses cultur overdrach. Pandangan ini sejalan dengan pandangan aliran Essensialisme.

3.       Menurut Pandangan Psikologi
Berbeda dengan kedua pandangan terdahulu, pandangan ini banyak cabang-cabangnya, sebanyak aliran jiwa yang ada, misalnya behaviorisme, individualisme (ilmu jiwa, individual), psiko analitik dan lain-lainnya. Jika orientasinya kepada behaviorisme, maka aspek tingkah laku (behavior) yang di pentingkan. Jika orientasinya ilmu jiwa individual, maka aspek pribadi utuh yang diutamakan.

4.       Pandangan dari Sudut Ekonomi
Pandangan ini melihat pendidikan sebagai usaha penanaman modal insan (human ivensment).

5.       Menurut Pandangan Politik
Pandangan dari sudut politik, pendidikan diartikan sebagai usaha pembinaan kader bangsa, cinta bangsa

6.       Menurut Pandangan Filosofis tentang Hakikat Manusia (Antropologi Filsafat)
Terhadap hakikat manusia terdapat banyak sekali pandangan-pandangan yang satu dengan yang lain saling berbeda:

a)     Manusia sebagai homo religious (makhluk beragama), maka hakekat pendidikan berarti: mengembangkan kesadaran beragama melalui pendidikan agama.
b)     Manusia sebagai Homo sapiens (makhluk rasional/berpikir), maka hakekat pendidikan ialah mengembangkan kemampuan berpikir anak/subjek didik, melalui pendidikan intelektual (kognitif).

c)     Manusia sebagai homo economicus makhluk ekonomis/kesadaran ekonomi, maka hakikat pendidikan adalah: membimbing anak hingga dapat bertindak sesuai prinsip-prinsip ekonomi.

d)     Manusia sebagai homo fiber (makhluk berpiranti), maka hakikat pendidikan adalah: mengembangkan dan melatih berbagai macam keterampilan.

e)     Manusia sebagai homo etis (makhluk susila), hakikat pendidikan ialah:menanamkan norma-norma kesusilaan dan mampu berbuat susila.

f)      Manusia sebagai homo socius (makhluk sosial), hakikat pendidikan adalah proses sosialisasi atau mempersiapkan hidup di masyarakat.

g)     Manusia sebagai homo mono dualis (makhluk dwi tunggal), yaitu jasmani dan rohani hakikat pendidikan berarti: mengembangkan kedua aspek tersebut sebagai kesatuan.

h)     Manusia sebagai makhluk homo mono pluralis (makhluk seutuhnya dari macam-macam segi), maka hakikat pendidikan berarti: mengmbangkan semua sisi kepribadiannya (individu, sosial, agama, kecerdasan, ketrampilan, dan seterusnya)

d.      Menurut Pandangan Multi Disipliner

1.      Cara membahas pengertian pendidikan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu atau dari aspek kehidupan secara keseluruhan disebut tinjauan secara multi disipliner. Dalam tinjauan pendidikan di lihat sebagai suatu system(sistem).

2.      Berdasarkan tinjauan multi disipliner.[3] mengembangkan bahwa pendidikan adalah keseluruhan kerja instansi yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam membantu terjadinya proses transformasi atau perubahan tingkah laku seseorang sehingga mencapai kualitas hidup yang di harapkan.


B.   Pengertian Ilmu Pendidikan

Pakar pendidikan memiliki pandangan berbeda tentang pengertian  ilmu pendidikan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda.

1.      Carter berpendapat bahwa ilmu pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan sistematis yang mencakup aspek-aspek kuantitatif dan objektif dari proses belajar dan juga mengajukan instrumen secara seksama dalam mengajukan hipotesis-hopotesis pendidikan[4].

2.      Barnadib mengemukakan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang membicarakan masalah-masalah umum pendidikan  secara menyeluruh dan abstrak[5].

3.      Brodjonegoro menjelaskan bahwa ilmu pendidikan adalah teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Dalam arti yang luas peadagogi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktik pendidikan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dilihat adanya penekanan yang sama bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan.  Ilmu pendidikan membicarakan masalah-masalah yang bersifat ilmu, bersifat teori ataupun praktis.







BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

1.    Hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional dan global.
2.     ilmu pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan sistematis yang mencakup aspek-aspek kuantitatif dan objektif dari proses belajar dan juga mengajukan instrumen secara seksama dalam mengajukan hipotesis-hopotesis pendidikan

B.   Kritik dan Saran
Alhamdulillah, atas selesainya makalah ini Semoga  dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.  Namun tidak menutup kemungkinan, banyak persoalan seputar tema yang diangkat yang belum tuntas, sehingga perlu tinjauan kembali dari teman-teman, dan lebih khusus dosen pemandu untuk memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini .





















DAFTAR PUSTAKA

Fernandez perez, Miguel .1982 .KrisisDalamPendidikan. Jakarta :PNBalaiPustaka.
Prof .Dr.Tilaar ,H.A.R.M.Sc.Ed. 2002 .PendidikandanMasyarakatmadani Indonesia .Bandung : PT. RemajaRosdakarya
Abdul Kadir, Ahmad Fauzi, Endei Yulianto, Baehaqi, Rido Kurnianto, Rosmiati,Ahmad Nu’man, Dasar-Dasar Pendidikan, kencana 2012





[1]  kebatinan, jawa.
[2] Redja Mudyahardjo, 1985:3
[3]Redja Mudyahardjo (1986:3)
[4]Carter1985:36
[5]Bernadib1987:7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEGARA TELAH MERDEKA, PENDIDIKAN MASIH JAUH DARI KATA MERDEKA.

NEGARA TELAH MERDEKA, PENDIDIKAN MASIH JAUH DARI KATA MERDEKA. Ditinjau dari segi bahasa, pendidikan berasal dari kata Yunani yaitu pae...