Sabtu, 13 Mei 2017

MAKALAH : Penjelasan Khitbah, Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Melihat banyaknya para pemuda-pemudi yang dewasa ini memiliki pergaulan cukup bebas dan bahkkan nyaris tak mau menerapkan norma-norma atau nilai-nilai terpuji dalam tatanan kehidupan Masyarakat yang telah dijadikan sebuah pedoman kehidupan dan disepakati serta ditaati bersama agar memiliki perilaku elegan, sopan, dan jauh dari kebobrokan moral. Terutama dari sektor hubungan antara pria dan wanita yang sekarang sudah mulai menyimpang, banyak ditemukan para para pemudi yang hamil diluar nikah, tingkat pelecehan seksual yang tinggi, perbuatan mesum mulai dilakukan secara terang-terangan di depan umum.
Nah, ini mengindikasikan bahwa adanya kesalahan konsep norma-norma dan nilai-nilai yang terpuji dalam implementasi sosio-kultur masyarakat. Untuk itu perlu adanya formula yang tepat untuk menanggulangi itu semua, salah satunya dengan cara menyemarakkan penerapan khitbah kepada pemuda-pemudi kita. Karena dengan khitbah hubungan antara pria dan wanita terdapat beberapa regulasi yang mengaturnya sehingga nantinya jauh dari hal-hal penyimpangan dari nilai-nilai dan norma yang tengah berlaku di Masyarakat.
Khitbah (Peminangan)
Seorang laki-laki muslim yang akan menikahi seorang muslimah, hendaklah ia meminang terlebih dahulu karena dimungkinkan ia sedang dipinang oleh orang lain. Dalam hal ini Islam melarang seorang laki-laki muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang lain. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَبِيْعَ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَلاَ يَخْطُبَ الرَّجُلُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيْهِ، حَتَّى يَتْرُكَ الْخَاطِبُ قَبْلَهُ أَوْ يَأْذَنَ لَهُ الْخَاطِبُ.
“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang membeli barang yang sedang ditawar (untuk dibeli) oleh saudaranya, dan melarang seseorang meminang wanita yang telah dipinang sampai orang yang meminangnya itu meninggalkannya atau mengizinkannya.”[1]
Disunnahkan melihat wajah wanita yang akan dipinang dan boleh melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahi wanita itu.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمُ الْمَرْأَةَ، فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ يَنْظُرَ مِنْهَا إِلَى مَا يَدْعُوْهُ إِلَى نِكَاحِهَا، فَلْيَفْعَلْ
“Apabila seseorang di antara kalian ingin meminang seorang wanita, jika ia bisa melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahinya maka lakukanlah!”[2]
Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallaahu ‘anhu pernah meminang seorang wanita, maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya:
أُنْظُرْ إِلَيْهَا، فَإِنَّهُ أَحْرَى أَنْ يُؤْدَمَ بَيْنَكُما
“Lihatlah wanita tersebut, sebab hal itu lebih patut untuk melanggengkan (cinta kasih) antara kalian berdua.”[3]
Imam at-Tirmidzi rahimahullaah berkata, “Sebagian ahli ilmu berpendapat dengan hadits ini bahwa menurut mereka tidak mengapa melihat wanita yang dipinang selagi tidak melihat apa yang diharamkan darinya.”
Tentang melihat wanita yang dipinang, telah terjadi ikhtilaf di kalangan para ulama, ikhtilafnya berkaitan tentang bagian mana saja yang boleh dilihat. Ada yang berpendapat boleh melihat selain muka dan kedua telapak tangan, yaitu melihat rambut, betis dan lainnya, berdasarkan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Melihat apa yang mendorongnya untuk menikahinya.” Akan tetapi yang disepakati oleh para ulama adalah melihat muka dan kedua tangannya. Wallaahu a’lam.[4]
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Siswa-siswi bisa senang dan mengerti atau paham dalam mengikuti pembelajaran tentang materi “Khitbah
C.    Tujuan Pembahasan
1.      Mengimplementasikan metode pembelajaran snawball throwing agar Siswa-Siswi bisa senang dan mengerti atau paham dalam mengikuti pembelajaran tentang materi “Khitbah”.
BAB II PEMBAHASAN
Dalam Kegiatan Belajar Mengajar tentunya sangatlah penting untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang active dan menyenangkan terhadap siswa-siswi, sehingga nantinya bisa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh seorang guru dan jauh dari kata-kata “materinya sangat angker”. Untuk itu harus ada kreatifitas seorang guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan model-model pembelajaran yang active dan menyenangkan. Agar dalam penyampaikan materi pembelajaran tidak terkesan monoton, berceramah, dan membosankan. Pembelajaran avtive adalah usaha dari seorang guru dalam proses pembelajaran menempatkan siswa sebagai central stage performance. Adapun model pembelajaran yang active  dan menyenangkan salah satunya adalah  model pembelajaran “Snawball Throwing”
A.    Pengertian Model Pembelajaran Snawball Throwing
Kisworo (2008) mengemukakan bahwa model pembelajaran Snowball throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bartanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas.

Model pembelajaran snowball throwing ini guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan menyimpulkan isi berita atau informasi yang mereka peroleh dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks. Guru juga memberikan pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan konteks komunikasi alamiah baik sosial, mau pun dalam lingkungan pergaulan. 




B.     Langkah-langkah Model Pembelajaran Snawball Throwing
Langkah-langkah model pembelajaran snowball throwing dalam Agus Suprijono (2009:128) adalah sebagai berikut: 
1.      Guru menyampaikan materi yang akan disajikan 
2.      Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi 
3.      Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya 
4.      Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok 
5.      Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit 
6.      Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian 
7.      Evaluasi 
8.      Penutup. 

C.    Kelebihan Model Pembelajaran Snawball Throwing
Kelebihan model pembelajaran snowball throwing dalam Diyan Tunggal Safitri, 2011 sebagai berikut: 
1.   Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan. 
2.   Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok.
3.   Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru.
4.   Melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik.
5.   Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut. 
6.   Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru.
7.   Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah.
8.   Siswa akan memahami makna tanggung jawab.
9.   Siswa akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial, budaya, bakat dan intelegensia. 
10.   Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. 




D.    Kekurangan Model Pembelajaran Snawball Throwing
1.    Terciptanya suasana kelas yang kurang kondusif. 
2.    Adanya siswa yang bergantung pada siswa lain. 


E.     Pentingnya Model Pembelajaran Snawball Throwing
Melalui penggunaan model pembelajaran snowball throwing pada pembelajaran PAI dalam meningkatkan hasil belajar siswa mampu menumbuh kembangkan potensi intelektual, sosial, dan emosional yang ada dalam dirinya, sehingga kelak mereka mampu berkomunikasi dan berinteraksi sosial lebih matang, arif, dan dewasa. Selain itu, mereka juga akan terlatih untuk mengemukakan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif, serta mampu menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya untuk menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan hari-hari yang tidak kalah penting, siswa juga akan mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik dengan lisan maupun tulisan, dan mampu menghargai pendapat orang lain. Oleh karena itu model pembelajaran snowball throwing ini penting bagi siswa usia dini. 






BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kisworo (2008) mengemukakan bahwa model pembelajaran Snowball throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut ;
1.      Guru menyampaikan materi yang akan disajikan 
2.      Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi 
3.      Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya 
4.      Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok 
5.      Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit 
6.      Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian 
7.      Evaluasi 
8.      Penutup. 
Kelebihan dari model snowball throwing adalah :
1.      Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan. 
2.      Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok.
3.      Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru.
4.      Melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik.
5.      Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut. 
6.      Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru.
7.      Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah.
8.      Siswa akan memahami makna tanggung jawab.
9.      Siswa akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial, budaya, bakat dan intelegensia. 
10.  Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. 
Kekurangan dari dari model snowball throwing adalah :
1.      Terciptanya suasana kelas yang kurang kondusif. 
2.      Adanya siswa yang bergantung pada siswa lain. 
DAFTAR PUSTAKA

al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah al-Muyassarah  oleh Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah  
         cet. II(2002) Jld I, LENTERA PUTAKA. 
Psikologi Perkembangan, Elizabeth B Hurlock, Cet. V, PT. ERLANGGA,
http://ardhaphys.blogspot.co.id/2013/05/model-pembelajaran-snowball-throwing.html




[1] Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5142) dan Muslim (no. 1412), dari Shahabat Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma. Lafazh ini milik al-Bukhari.
[2] Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (III/334, 360), Abu Dawud (no. 2082) dan al-Hakim (II/165), dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma.
[3] Hadits shahih: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 1087), an-Nasa-i (VI/69-70), ad-Darimi (II/134) dan lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullaah dalam Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 1511).
[4] Lihat pembahasan masalah ini dalam Syarhus Sunnah (IX/17) oleh Imam al-Baghawi, Syarh Muslim (IX/210) oleh Imam an-Nawawi, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (I/97-208, no. 95-98) oleh Syaikh al-Albani, al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah al-Muyassarah (V/34-36) oleh Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah dan Fiqhun Nazhar (hal. 82-89).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NEGARA TELAH MERDEKA, PENDIDIKAN MASIH JAUH DARI KATA MERDEKA.

NEGARA TELAH MERDEKA, PENDIDIKAN MASIH JAUH DARI KATA MERDEKA. Ditinjau dari segi bahasa, pendidikan berasal dari kata Yunani yaitu pae...